Selasa, 26 April 2016

Tugas Akhir!? part masih development -_-

cie yang baru muncul lagi. cie.

jadi, semester kemarin itu menurut gue semester tergaring sepanjang masa. karena abis praktika, kita balik lagi ke rutinitas kuliah-santai yang isinya cuma masuk kelas dan kerjain tugas. rasanya tuh aneh setelah lo di gencet sama yang namanya praktika, terus abis itu santai lagi.

aneh banget.

nah, semester kemarin angkatan gue agak sedikit heboh karena Dewa ngambil Tugas Akhir duluan. dan sendiri. heboh disini karena dia baru aja praktika. menurut gue sih gila banget. segitu aja praktika udah meres otak banget, apalagi TA! tapi sayangnya, doi gugur di tengah jalan karena belom siap. dan semester ini doi cuti. terus gue berceletuk sambil gak mikir gitu, 'yaelah. gitu doang tuh? cemen deh Dewa.'

detik ini, gue tarik celetuk bego gue itu.

semester ini (semester 6) gue akhirnya ambil Tugas Akhir. di angkatan 13, yang ambil kelas ini cuma gue sama Asep. tapi kita nggak sekelompok lantaran gue udah keburu 'salaman' sama Yazi dan Arief. Asep mengikuti jejak gila Dewa, doi mau sendiri aja. gue sih nggak bakal berani sendiri, berdua aja kemarin capek banget, gimana sendiri coba???

tadinya gue merasa bakal ringan karena anggota kelompok lebih rame. bahkan sekarang jadi berempat, masuk lagi satu anggota yang latar belakangnya pindahan dari kelompok lain yang semester kemarin katanya gagal Tugas Akhir. pas dia gak masuk, gue belom sadar kalo ternyata doi bawa beban paling berat buat kelompok gue.

taunya, anggota berempat itu nggak ringan. pas prakika kemarin, gue berantem banyak sama Fardan. istilahnya cuma dua kepala yang bongkar pasang cerita. nah, saat ini karena gue berempat, jadi ada empat masukan yang harus gue pertimbangin selama buat cerita. yang itu artinya, gue bener-bener kudu sangat selektif ide mana yang bisa masuk dan mana yang enggak.

jujur aja,cerita kali ini full sutradara gue yang punya. gue cuma ngacak-ngacak aja, soalnya gue nggak terlalu menguasai latar belakang cerita kaya gini. bukan genre gue lah. kalo doi bilang gak dan dengan alasan logis, ya gue terima. gitu. gue merasa sangat gagal deh, entah kenapa -_- (katanya sih perasaan yang wajar saat lo lagi ujian. gatau juga sih) dan malah keliatan sangat manja karena gue bener-bener gak bisa kalo sutradara gue nggak ngeguide gue (baca: temenin nulis)

sampe mau deket-deket deadline pun, hanjengnya ada aja masalahnya. ada aja yang diputer-puter sama dosen, baik dosen pembimbing gue maupun dosen pembimbing Arief, sutradara gue. karena keduanya punya pandangan masing-masing, dan berbeda juga dengan pandangan kelompok gue (yang sempit) "oh jadi gini maksudnya dilempar-lempar sama dosen" kata Arip. so bijaq emang doi.

intinya sih, deadline tanggal 30 tapi gue belom masuk ke skenario. terbaik memang Aulia Mustika. terbaik 2016 (tepuk tangan sendiri diatas kegagalan sendiri)

doain yang terbaik aja buat kelancaran skenario yang belom lock ini. see you next posting!

Jumat, 18 September 2015

*

setitik tinta jatuh dapat mengacaukan sebuah kertas kosong.

selihai-lihainya pelari, pasti pernah merasakan sakitnya terjatuh.

sesabar-sabarnya orang, pasti dia memiliki titik dimana rasa sabarnya bisa hilang.

mengerti? tidak pernah ada yang manusia yang menjalani hidupnya dengan sangat sempurna. justru kesalahan-kesalahan yang diterimanya itu yang dapat membangunnya menjadi lebih baik. jika sudah mengetahui kesalahannya, maka manusia akan berhati-hati kedepannya. maka pengalaman hidupnya akan lebih kaya dari sebelumnya.

namun ada saja manusia yang tidak pernah kapok mengulang kesalahannya secara terus menerus. entah dia manusia yang bodoh karena gemar menyakiti diri sendiri atau karena dia tidak tahu mana yang harus diperbaiki sehingga kesalahan tersebut diulang dan terus di ulang.

manusia memang mahluk Tuhan yang paling sulit dimengerti.

sepatah dua patah cerita

pp jakarta bogor itu nggak sedeket kaya botani ke pmi. jauuuuh banget, lamaaa pula. apalagi kalo misalnya kereta gangguan. bah, nginep kayaknya di kereta :| jadi, daripada bengong gajelas, gue suka bikin cerita pendek gitu. ceritanya sih, mau ngikutin vale itu *dikeplak vale gegara ngikutin* yah, tapi gak sebagus vale punya sih .___.v

oh iya, betewe thanks ya le udah bantuin gue bikin skenario buat tugas. uh emang temen gue paling unyu valerie ini :*

so, ini dia beberapa yang gue buat. boleh ketawa, soalnya isinya galaaaaau semua. yak malum lah ya, belom punya pa*some text missing*

#1

Merindukanmu itu sulit sekali dilalui, setara dengan bencana alam dasyat yang menimpa negriku. Rasanya seperti sebuah celengan tanpa koin, kosong. Seperti luka yang belum kering, terasa sekali rasa perihnya. Perih tidak melihatmu dengan bola mataku sendiri.
Jadi, kamu masih meragukan betapa pentingnya dirimu untukku?
Penting. Satu kata dengan arti yang mendalam menurutku. Tanpamu, aku hampa. Tanpamu, aku sepi. Dan tanpamu, aku tidak akan sempurna.
Meski, berlebihan aku berkata bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu. Namun, itulah yang kurasakan saat ini.
Buat apa aku berbohong tentang perasaanku?

#2


Katanya, cinta itu saling melengkapi. Seperti kanvas dan kuas beserta catnya. Kanvas kosong tidak pernah terlihat indah. Maka kanvas membutuhkan bantuan cat dan kuas untuk melengkapinya, membuatnya indah. Dengan begitu, kanvas terlihat sempurna, menjadi sebuah lukisan. Begitu juga dengan hati. Dia membutuhkan sesuatu yang bisa mengisi kekosongan yang ada. Sesuatu yang membuatnya menjadi sempurna, lengkap, dan indah. Sesuatu itu bernama cinta, dan kamulah yang bisa memberikannya.

and than, about us...

Menikmati buliran kenangan yang jatuh satu-persatu ke bumi ini, membasahi tubuhku yang sengaja berdiri untuk menikmati sensasinya. Satu demi satu bulir kenangan itu menunjukkan sebuah kenangan penuh emosi, yang kubiarkan mengalir dalam benakku. Tanpa sadar aku tersenyum, dan membiarkan buliran emosi bercampur dengan tetesan tangis awan bersatu, tanpa ada yang tau. Semakin lama, tangisan awan semakin mereda meski suaranya malah bertambah deras, memaksaku membuka mata dan melihat apa yang terjadi. Tangan besar itu tepat berada di atas kepalaku, menghalangi tetesan hujan ke tubuhku. Dan, ciptaan sempurna Tuhan berdiri di belakangku, tertawa geli kepadaku.
"Apa yang kamu lakukan?" Pelan, namun pasti suara itu menggelitik pendegaranku. Tangan yang satunya lagi ikut melaksanakan tugasnya menutupi kepalaku, sambil berbisik lembut. "Gawat kan kalo sampai terkena flu"
Aku hampir saja terjatuh, saking lembutnya suara itu ditelingaku.
"Aku tau kamu menyukainya, tapi setidaknya bawalah payung"
"Untuk apa? Bukannya beginilah cara menikmati hujan?" Aku melawan tatapan teduhmu. Senyum yang selalu membuatku tenang muncul lagi. Dan lagi-lagi, aku dibuat terpesona olehnya.
"Apa yang kau tunggu?" Tanyanya padaku. Aku tersenyum kecil, menunjuk pada sebuah gerbang biru berbentuk hati yang tertutup rapat.
"Aah, kau menunggunya terbuka"
Ya, menunggu berapa lama hati itu bisa terbuka untukku.
"Menepilah, hujannya makin deras" suaramu nyaris tertutup oleh suara hujan turun, tapi aku mendengarnya. Aku menggeleng kecil, tidak ingin kalah dengan hujan yang semakin deras.
"Aku masih ingin disini"
Untuk menunggu.
"Kau tidak mau pulang?" Tanyamu heran. Aku lagi-lagi menggeleng kecil. Senyum kecilku tidak selaras dengan isi hatiku.
Aku tidak bisa pulang, rumahku sudah ada yang memilikinya.
"Baiklah" kata itu merupakan kata terakhir yang kamu ucapkan. Kamu meninggalkan tangganmu pelan-pelan dari atas kepalaku, lalu pergi, menghilang dari pandanganku yang semakin kabur oleh air hujan.

percakapan tengah malam

Malam ini terjadi lagi, kejadian tiga tahun yang lalu. Namun, semuanya telah berbeda dari sebelumnya, meski aku masih mengaharapkanmu. Namun, kamu sudah tidak mengaharapkan gadis itu, dan gadis itu sudah sangat berbeda jauh dari gadis yang kita kenal dahulu.

Sadarkah kamu, hanya kita yang tidak berubah?

Hanya kita berdua yang masih tertawa dengan suara yang sama, bercerita dengan intonasi yang sama, dan menatap dengan tatapan yang masih sama.

Lalu, kenapa gadis itu lagi yang merebut perhatianmu?

Mendengar gadis itu membutuhkanmu, rasanya sakit sekali. Seakan memang dewi fortuna sangat sayang pada gadis itu. Dan aku selalu kasat mata diantara kalian. Ingin rasanya aku egois, ingin sekali mendapat perhatian darimu, seperti yang gadis itu dapatkan. Namun, bisa apa aku?

Bisakah sekali saja, dewi fortuna berteman denganku? Bisakah aku merasakan kebahagiaan yang gadis itu dapatkan dari kamu?

Gadis yang sangat rapuh! Sadarlah, kamu sendiri yang mengubah keadaan seperti ini! Dan kali ini, kamu mengharapkan keadaan seperti sebelumnya? Lalu, kapan aku bisa menikmati apa yang pernah kamu rasakan? Kenapa harus aku lagi yang mengalah?

Ck, aku egois sekali.

Mau menangispun, percuma. Air mataku tidak akan bisa membalikkan semuanya. Tidak akan bisa mengubah keadaan. Mau berteriakpun, tidak  akan bisa mengubah segalanya.

Dan kamu akan terus mengkhawatirkan gadis itu. Karena gadis itu pernah ada di hatimu. Dan aku hanya diam menonton momen yang terjadi sembari sibuk menghapus air mata. Karena, aku tidak pernah ada di hatimu.

sampai kapan Tuhan, aku bisa keluar dari lingkaran ini dan mendapatkan kebahagiaanku sendiri?

-sori kalo masih jelek, namanya juga masih newbie-

note: ternyata postingan ini udah ada di draft entah dari kapan. cuma belom di posting aja gara-gara empunya blognya belom berani. he. hehe. hehehe.

Minggu, 13 September 2015

#

hal terbodoh adalah tidak mengakui bahwa cinta telah singgah di hatimu.

terlebih lagi menyangkal adanya cinta yang sudah kamu ketahui itu.

lalu kamu hidup dalam kepura-puraan. dimana egomu terlalu tinggi untuk meneriakkan isi hatimu.

kemudian menyesal,

saat semuanya sudah terlambat.

ah, manusia.....

Jumat, 04 September 2015

Balada Praktika

well, dengan postingan ini muncul berarti mata kulaih Praktika telah selesai.

*ketok palu*


jadi, kelas Praktika akhirnya kelar juga DAAAN semester 5 udah di depan mata. agak amsyong sebenernya sih ngadepin kelas yang satu ini. dikit-dikit gue nangis (karena stres, seperti biasa), marah-marah gak jelas, ngomel sana sini (sampe biasanya ngomel sama orang lain) sampe ke ngambil keputusan tanpa mikir panjang dan dalam keadaan emosi. note to my self, sifat-sifat yang kayak gitu harus kudu wajib buat diberantas secepatnya. ALL I NEED CUMA ORANG YANG BISA NGONTROL GUE!!!! (misalnya: ijal dan patrick)


dengan postingan ini, saya selaku penulis blog harus cepet-cepet minta maaf sama terima kasih ke orang yang sekelompok sama mahluk random ini yang gak lain gak bukan Fardan. tar ya Dan, gue masih gengsi sebenernya buat bilang makasih. he biasa cewek gengsinya gede.


hasil akhir Praktika kali ini sebenernya nggak mengecewakan, malah diluar dugaan. nilai gue, alhamdulillah A. beberapa dosen suka sama ide cerita dan ceritanya, juga filmnya. meski gue akui masih banyak (banget!) kekurangan di film gue. ya kan namanya belajar, jadi bakal terus dan terus ngeksplor cerita kedepannya. puas? gue masih nggak puas dan mau terus nyoba. /asek/


tapi gue jadi krisis identitas. semua taunya gue jago di bidang produksi padahal..........produksinya bobrok hiks. padahal mayor gue penulisan skenario..... tapi ada juga yang muji-muji skenarionya. ya cewek kan pengemis pujian huahaha.


anyway, semua itu sebenernya nggak akan gue dapet kalo gue berdiri sendiri (alasan kenapa harus bilang terima kasih sama pardan. emang gila Fardan isi kepalanya -_-). gue juga punya team produksi yang asoy. BIG THANKS TO ANAK D3 2012 YANG MAU-MAU AJA GUE KERJAIN BUAT KERJA RODI!!! lapyu bang, mpok hehe.


semua yang berhasil pasti ada proses di baliknya. selama produksi gue banyak banget masalah, apalagi lokasi. gue kapok sih sebenernya jadi produser, karena bukan bidang yang gue ahlikan (?). malah ada kecelakaaan (oh iya, BIG THANKS JUGA BUAT VERO! tapi sampe sekarang gue masih gamau chatan sama doi, males jadi bahan ketawaannya doi -_- emang gak tau diri gue tuh...) dimana pemeran utamanya keselip kaca jadi harus berdarah pas adegan nonjok kaca. udah dag dig dug seer banget sih pas kejadian sampe gue ngehang sebentar. selain itu, editingnya tiba-tiba bilang mau cabut soalnya sibuk banget. kaya ada petir nyambar, terus mendung, terus badai. iya tau lebay -_-


jadilah pardan (lagi-lagi makasih Dan -_- durhaka gue jadi temen) sebagai editor (meski gue nggak setuju sepenuhnya sih). ada lagi masalah misscom, bisalah cewek parnoan mulu. sampe gue beneran emosi sih. emang ganas gue, pantes susah punya pacar (APADEH)


ya singkat kata editing lancar, dan disprod juga lancar jaya! bahkan disprod gue bisa dibilang paling tebel. percayalah, gue sendiri gak tau nulis apaan di desai produksi gue -_- kemudian kami sidang. jeng... jeng... jeeeng.....


waktu pas sidang sebenernya gue sport jantung banget. DISPROD GUE REVISI! jadi harus di print satu-satu buat nulis halaman di bawah kertas situ. gitudeh. dan gue dengan nggak tau diri minta tolong Fardan lagi (SUMPAH DAH DAN GUE DURHAKA GUE TAU!) buat ngeprint halaman yang revisi plus ngasih halaman di setiah lembar. sampe pagi, kerjaan itu nggak kelar-kelar. sampe sidang mulai, FARDAN GAK DATENG-DATENG! kan amsyong banget, untung kelompok gue terakhir. udah kaya drama banget deh, gue sampe bulak-balik cek parkiran karena udah parno. pas dateng rasanya kaya....nggak makan seminggu terus dikasih kupon diskon makan gratis. apasih lebay gue -_-


sidang juga berjalan lancar. gue udah mikir pertanyaannya bakal ajaib. ternyata nggak juga, malah termasuk mudah sih. Alhamdulillah, kelompok gue masih dikasih kemudahan, hehe. yang bikin wow banget saat Mas Marselli ngacungin jempol ke gue. ASLI INI BENERAN! kaget banget karena dia nggak pernah seekpresif itu. gue, sebagai manusia paling ekpresif, nggak bisa nyembunyiin rasa seneng gue. he, setidaknya dosen mayor gue ngakuin gue bisa nulis, itu udah cukup banget!!!


gitu cerita singkatnya Praktika Terpadu. sebenernya banyak banget pelajaran yang bisa gue dapet dibalik ngerjain film pendek tersebut. ternyata kerja dalam sebuah kelompok gampang-gampang susah juga, kudu nggak maksain ego sendiri, kudu sadar kalo kerjaan ini punya bersama bukan punya sendiri.


sekarang lagi gue proses buat ikut lomba sana sini. siapa tau bisa menang, siapa tau bisa festival (AMIIN) dan jalan-jalan duluan ke tempat festivalnya (berharap sampe ke luar sih). doain aja, film dengan judul HAMISTAGAN bisa terkenal (ceilah, jualan judul duluan).


udah dulu ya, mau isi krs yang bentrok-bentrok. hiks kuliah lagi...


update: beberapa foto yang gue temuin di memori selama proses produksi (proses ngitus, hehe). maapin ya, beberapa isinya malah selfie...

kenalin ini bombom, anak tebet yang jualan lakban.

lagi sibuk langsung selpi. maapin kita yak....

SUMPAH, BIG THANKS BANGET SAMA LO SEMUA!

TIM DATENG-CUMA-BUAT-SELFIE! lav yu idung-idungku :*


edisi gue-mau-cek-frame-dulu. pardan persi serius.

so sibuk. gadeng, ini mau take!

"gimana nih Dan enaknya?" "tar ye bang, ada yang nyelip di gigi"

pero pardan. liat yang bener per, tar gak gue kasih makan!

produser terbaper se-IKJ. semua pasti setuju.

kalo dari jauh keliatannya gini. tebir. rame banget kan kaya pasar malem -_-

"yuk take, yuk!"

scene ter-ribet-sampe-aul-udah-mencak-mencak. hehe.

setelah final ppm. sebelum pada ngitus. gak ada tegangnya -_-

kita, tegang?

full team kelas praktika D3 2013. bang Gilang kan 2012, jadi ya... jadi...

setelah sidang. BAHAGIA KAN LO SEMUA, AKHIRNYA PRAKTIKA SELESAI!?

Kamis, 16 April 2015

Semester 4 dan Praktika

buset, postingan terakhir gue udah lama banget ya -_-

hai hai hai! diem-diem sekarang gue udah semester 4 di IKJ! semester 4, berarti udah 2 tahun mendekam di kampus super ajaib ini. dan semester 4 ini bisa dikatakan sangat gila. gila dimananya?

gila di tugas untuk akhir semester.

well, anak D3 prosesnya beda sama anak S1. kalau mereka, baru semester 5 dapet mayor dan langsung Praktika. sedangkan gue, semester kemarin dapet mayor dan semester ini Praktika. Praktika itu (kalo yang gue tangkep) semacam simulasi Tugas Akhir dimana lo harus mempersiapkan dari proses pembuatan film pendek, shooting, sampe ke pas film selesai dan siap buat ditonton. atau kalau bahasa anak-anak Praproduksi, Produksi sampe Pasca Produksi.

tapi tenang aja, gue gak mungkin one man show (men?) buat praktika ini. biasanya praktika itu perkelompok, minimal 3 orang satu kelompoknya. yang bikin gila buat angkatan gue, kita semua nggak bisa memenuhi kriteria di atas karena jumlah anaknya kurang. gini deh gini, pembentukan kelompok biasanya diliat dulu dari jumlah anggota terbanyak dalam satu mayor. kasusnya angkatan 2012 kemarin, anak kamera paling banyak dari yang lain, maka dibuatlah kelompok sesuai jumlah anak kamera. kasus angkatan gue, mayor penyutradaraan dalam kelas praktika lebih banyak yaitu 4 orang. jadi dibuatlah 4 kelompok buat praktika. masalahnya ada pada jumlah total mahasiswa di kelas praktika. kita semua totalnya 9 mahasiswa dengan 4 sutradara, 2 kamera, 1 editor, 1 penulis skenario, dan 1 produksi. amsyong banget kalo harus dibagi 4, paling dapetnya satu kelompok 2, dan cuma satu kelompok yang bisa menuhin kuota standar. tapi mau gimana lagi, karena nggak mungkin juga ada 2 sutradara dalam 1 kelompok. jadinya kita dibagi 4 kelompok. Dean sama bang Gilang (produksi) dan Fazrin (editor). kelompok yang awalnya pecah dulu gegara mendadak ada mahasiswa yang masuk kelas Praktika, eh tapi dia gak ada progressnya dan jadinya (entah) didiskualifikasi. terus Mega sama Asep (kamera), yang agak sedikit keteteran karena Mega sempet sakit (cepet sembuh Meg!). Fardan sama gue (senario), si kelompok bogor. gue baru sadar kalo kelompok gue agak sedikit susah buat stay sampe malem di jakarta pas kita lagi buat cerita. masalah kita cuma kereta paling terkahir ke bogor jam 12 malem. itu doang -_- terus yang terakhir Dewa sama Kariim (kamera). duo kacamata yang diam-diam menghanyutkan. asli.

nggak sampe situ aja tantangan kita (cie tantangan), masalah jadwal shooting kita juga agak akmpret. kita dikasih waktu buat persiapan cuma sebulan. gue caps aja biar tegang, SEBULAN! karena biasanya, kita dikasih waktu buat persiapan sekitar 2 bulan, dengan kata lain kita mau gak mau harus gerak cepet supaya bisa produksi dengan maksimal. amsyong.

kebetulan, gue dapet partner Praktika yang lumayan gila. Fardan tipe-tipe manusia yang perfectionis dan ambisius. apa-apa kritis, tapi agak labil. mungkin karena kita buat cerita sambil riset juga, jadi banyak yang berubah-ubah pas skenario udah kelar, dan kadang malah balik lagi ke kesepakatan awal. makanya gue bilang labil. gue sedikit kewalahan buat nyamain langkah karena anaknya lebih cepet kerjanya dari gue. bagus sih, tapi labilnya ituloh. gakuna, gak kuat gak nahan.

Praktika itu yang diliat kan kerja samanya. menilai mahasiswa bisa gak kerjasama sama orang lain, karena kerjaan kita nantinya juga harus perkelompok, berurusan sama orang lain yang gak tau sifatnya sejalan apa nggak sama kita. kalo mau ngomongin sifat, gue sama Fardan sifatnya beda jauh. kalo cara kerja mungkin sama, sama-sama nggak bisa diem dan suka ngerasa aneh kalo tiba-tiba gak ada kerjaan. tapi kalo personalitas, doi orangnya lebih tenang daripada gue. gue sih, kapan tenang coba? dikit-dikit mikirin jeleknya gimana, hiperbola lah. lebay. dramaqueen. tapi nggak salah dong antisipasi? sedangkan doi, entah kenapa tenang banget. gue tebak sih kalo dipikiran dia, semua bakal berjalan lancar jaya tanpa hambatan. jadi kadang cekcok kita cuma di gue yang ketakutan dan dia yang optimis. kadang berantem juga sih, tapi gue kan pelupa juga jadi cepet lupa juga kalo lagi marahan.

tapi gue percaya sih sama dia. sejauh ini masih terkontrol. masih di jalan yang bener (azek). gue berasa lagi di acara The Geniusnya Korea, atau di Liar Game yang harus pinter-pinter nyusun strategi buat menuju kemenangan. sekarang karena kesoidean gue yang merasa bisa ambil alih Produksi, gue lagi agak keteteran. baru kerasa pusingnya, tapi serunya juga parah. gatau gue emang gue yang demen sibuk-sibuk atau emang passionnya (dengan kata lain gue salah mayor, hehehe. ah tapi gak juga sih).

doain aja sampe produksi lancar jaya tanpa hambatan. doain aja ke ganasan gue (baca: sifat uncontrolnya emosi gue) nggak keluar parah sampe ke pas produksi. sekarang lagi nyamain tujuan sama divisi lain supaya lancar produksinya.

ASAP gue bakal posting cerita sampe sidangnya deh!

Senin, 24 November 2014

Lapor!!

asli. semester 3 rese banget!

jadi ceritanya, semester 3 udah setengahnya dijalanin sebagai anak skenario satu-satunya. perlu di garis bawahin bagian 'satu-satunya', supaya jelas bahwa anak D3 2013 cuma gue yang dapet mayor skenario. kebayang dong gimana keadaan kelas mayor gue?

nggak sombong sih, cuma miriz pake z gitu. soalnya di kelas  mayor cuma sendirian. krik gitu berdua sama dosen. bertiga deh, kalo asdosnya lagi kepengen ikutan nimbrung juga. kalo lagi sama-sama mikir, cuma suara ac dan detik jam dinding yang kedengeran. untung gaada suara jangkrik. kelas dimana aja hayu. masuk juga smsan kita nentuinnya. keren gak tuh?

"Li, lu kuliah ape home schooling?"

nggak cuma gue aja yang jadi mahasiswa tunggal di kelas mayor. Regi juga nasibnya sama. dengan dosen yang bisa di bilang kalo ngajar isinya curhat. gue nggak ngerti lagi kenapa tu anak malah milih masuk mayor itu. setiap keluar kelas, wajahnya selalu ceria. entah karena dia dapet ilmu apa dapet 'ilmu' -_- mungkin dia punya rahasia untuk bisa bertahan hidup di kelas mayor itu... entahlah. tapi, ternyata kadang-kadang ada mahasiswa entah angkatan berapa yang masuk kelasnya. yaah, lebih rame dari kelas gue deh ya.

dan tebak, ternyata anak D3 lumayan banyak juga!

entah karena gue kurang gaul apa nongkrongnya di ujung kulon atau mereka yang nongkrongnya suka nyumput (?) gue baru ketemu para tetua (baca: senior) sesama D3, yang selama ini tidak terendus keberadaannya. serius deh. khusus untuk anak 2012, gue kenalnya dari job pas liburan kemarin. jadi, gue sama dea (bukan adek gue) diajakin job sama mereka. ya gitu deh, seingkat cerita gue males gabung gitu soalnya mereka rata-rata cowok dan obrolannya ancur gitu. kalian tau lah obrolan ancur gimana lah ya, gausah dijelasin. semua itu disebabkan oleh seangkatan mereka ceweknya cuma satu, makanya ancur. parah gilanya dari anak-anak gue deh gitu ya. nah, endingnya gue mencoba buat berbaur. dan malah aib gue ada yang kebongkar. jadilah bahan cengan setelah pulang. dan setiap ketemu di kampus, gue harus berantem dulu sama mereka baru ngobrol. terutama sama Mamang (bukan nama asli, nama aslinya Fadil, kebagusan), Dimas sama Arif. rese deh mereka bertiga. tapi ngobrol sama mereka-mereka para leluhur D3 kadang asik juga. dan, gue salut sama semangatnya. gatel gitu liat ada sutingan, rasanya pengen bantuin mulu mereka tuh. beda sama anak-anak gue yang semangatnya kedip-kedip kaya lampu kuning kalo udah jam 11 di pertigaan tamsis. semangatnya boleh di tiru, tapi kelakuan doang yang jangan. nah, karena deket sama anak 2012, merembetlah kenal sana sini sama senior yang lain.

terus, ini ceritanya lagi musim sutingan di kampus gue. anak S1 2012 pada lagi praktika, dimana anak-anaknya harus praktek per kelompok buat film pendek. sama Tugas Akhirnya anak D3. jadi, tawaran buat bantuin mereka lagi banjir gitu. awal desember aja 3 sutingan, nonstop gitu. di tengah bulan desember, bisa jadi 2 sutingan. beginilah kehidupan anak pilem di ikaje. saran buat yang mau masuk, mending pikir-pikir ulang. capek jadi anak pilem. nggak deng becanda hahaha, masuk aja seru kok. ada esa sigit katanya di angkatan 2014 (loh, kenapa jadi kesana?)

gitudeh, ternyata jadi anak film itu gak semudan ngucapin 'action' dan 'cut'. bikin skenario aja gak semudah buat cerpen di tugas SMA. susah-susah seru gitu.

segini aja deh cerita si anak film dari kampus kesenian di tengah Jakarta pada pertengahan semester 3. gatau deh gimana nantinya gue bakal ngadepin praktika yang katanya ribet banget di semester 4. gosipnya, kesolidan anak-anak diuji pas praktika itu. sama, praktika itu awal cerita dari setiap angkatan. kita tungguin aja gimana ceritanya nanti.

iye, nanti. maaf ya jadi jaraaaang banget buat posting. soalnya......gitu deh hahaha. see you on next posting, para reader tersesat!